Pendahuluan
Sebagai seorang freelancer yang terbiasa menggunakan CodeIgniter untuk membangun aplikasi berbasis web, saya tertarik untuk memperluas keahlian saya ke React.js sebagai frontend dan Golang sebagai backend. Artikel ini akan membahas pengalaman saya dalam membangun project dengan kombinasi teknologi ini serta bagaimana perbedaannya dibandingkan dengan CodeIgniter.
Mengapa Beralih ke React.js dan Golang?
CodeIgniter adalah framework PHP yang sangat ringan dan cepat untuk membangun aplikasi berbasis MVC (Model-View-Controller). Namun, dengan kebutuhan aplikasi yang lebih interaktif dan real-time, saya mulai mencari solusi yang lebih modern.
- React.js memungkinkan saya membangun UI yang lebih dinamis dengan pendekatan komponen.
- Golang menawarkan kecepatan dan efisiensi dalam menangani backend API, terutama dengan goroutine yang sangat cocok untuk proses concurrent.
Perbedaan CodeIgniter vs. React.js + Golang
Saat masih menggunakan CodeIgniter, saya terbiasa dengan:
✅ Full-stack dalam satu tempat: CodeIgniter menangani backend dan frontend sekaligus dengan template view.
✅ Routing sederhana: Menggunakan Controller dan method untuk menangani request.
✅ PHP sebagai bahasa utama: Semua logika bisnis ditulis dalam PHP, termasuk query database dengan Query Builder atau ORM.
Namun, setelah beralih ke React.js dan Golang sebagai penyedia API, ada beberapa perubahan besar:
🚀 Frontend dan backend terpisah: React.js hanya menangani tampilan, sedangkan Golang bertindak sebagai API provider.
🚀 State Management: Dengan React, saya mulai menggunakan Redux atau Context API untuk mengelola data, berbeda dengan CodeIgniter yang hanya mengandalkan session dan database query.
🚀 Routing di Frontend: React menggunakan React Router untuk navigasi, sementara CodeIgniter menggunakan routing berbasis controller.
0 comments:
Post a Comment